
Motivasi Menghafal Al Quran dari Mahasiswa yang Mampu Lantuntan Al Quran Sekali Duduk
- YPIAMHK
- February 22, 2022
Ida Rahmawati tidak dilahirkan dari keluarga yang kental dengan tradisi pesantren. Apalagi anak dari tokoh agama di desanya. Ia lahir dari keluarga sederhana nan bersahaja. Ayah Ida, Supendi adalah seorang petani yang kesehariannya menggarap lahan bercocok tanam yang dimilikinya sendiri. Sementara Ibunya, Yeti merupakan seorang ibu rumah tangga biasa.
Berkat termotivasi ajakan menghafal Quran dari para tokoh panutannya, seperti Ustadz Adi Hidayat (Mubaligh Nasional), Ida berinisiatif menghafal Al Quran secara otodidak. Cukup bermodalkan metode yang didapatnya dari hasil menonton video tutorial menghafal Quran di media sosial. Walhasil, Ida mampu menghafal 5 Juz Al Quran secara mandiri.
“Motivasi terbesar saya dalam menghafal tentu saja ingin menghadiahkan mahkota kehormatan untuk orang tua di akhirat kelak. Juga, pasca lulus nanti, saya ingin mendirikan madrasah untuk mengurangi buta huruf Al Quran para orangtua di desa. Serta mencetak para pengafal Quran yang lebih banyak. Insya Allah,” kata Ida yang hobi Badminton ini.

Sebelum fokus menghafal, Ida sempat memutuskan tahun jeda (gap year), sekitar satu tahun sambil menunggu panggilan kerja. Waktu luang itu Ia manfaatkan untuk mulai menghafal. Bahkan, orangtunya belum tahu bungsunya tengah menghafal. Barulah ketika menyatakan niat untuk studi Al Quran, orang tuanya tahu Ida sudah punya modal hafalan.
Beasiswa pendidikan yang diraihnya di STIQ Al-Multazam, semakin memacu mimpi Ida untuk bisa merampungkan target hafalan 30 Juz Al Qurannya. Meski tak punya catatan sebagai anak pesantren, dengan beasiswa dari STIQ Al-Multazam ini, semakin mendekatkan mimpinya merampungkan hafalan 30 Juz Al Quran.
Dalam kurun waktu tiga semester saja, Ida sudah mampu merampungkan hafalan 30 Juz-nya. Agenda Tasmi 30 Juz Al Quran sekali duduk yang digelar di kampung halamannya di Karangmangu, menjadi simbolis untuk mendapatkan predikat Mutqin (yang kuat hafalannya). Yakni salah satu syarat kelulusan bagi para mahasantri STIQ Al-Multazam.
“Jika kita tak mampu membahagiakan orangtua di dunia dengan materi, maka kita bahagiakan mereka di akhirat nanti dengan hafalan Al Qur’an yang kita miliki. Allah akan menempatkan derajat surga sesuai dengan hafalan Al Qur’an kita, semakin banyak hafalannya maka semakin tinggi derajat surganya,” ujar Ida.
Menghafal Al-Qur’an, sambung Ida, juga telah dijamin kemudahannya oleh Allah SWT untuk dihafal dalam Quran Surat (QS) Al-Qomar: 17. Bahkan Allah mengulangnya sebanyak 3 kali di surat yang sama yakni ayat 22, 32 dan 40. “Maka tidak alasan lagi untuk tidak menghafal Al-Qur’an,” pungkas Ida yang merupakan Ketua BEM Putri STIQ Al-Multazam tersebut. (*)
Leave Your Comment Here
You must be logged in to post a comment.